Beranda | Artikel
Ciri-Ciri Hati Yang Bersih
Kamis, 15 Maret 2018

Khutbah Pertama:

إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره؛ ونعوذ بالله من شرور أنفسنا؛ ومن سيئات أعمالنا؛ من يهده الله فلا مضل له؛ ومن يضلل فلا هادي له؛ وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له؛ وأشهد أن محمداً عبده ورسوله؛ صلى الله عليه وعلى آله وصحبه وسلم تسليماً كثيراً.

﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُواْ اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ ﴾ .

﴿ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا ﴾.

﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِين ءَامَنُواْ اتَّقُوا اللهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا ﴾ .

أما بعد:-

فإن خير الكلام كلام الله، وخير الهدي هدي محمد صلى الله عليه وعلى آله وصحبه وسلم، وشر الأمور محدثاتها، وكل محدثةٍ بدعة وكل بدعةٍ ضلالة، وكل ضلالةٍ في النار.

Ibadallah,

Bertakwalah kepada Allah Ta’ala. Ketauhilah bahwa takwa kepada Allah Ta’ala tidak akan lurus dan langgeng kecuali dengan baiknya hati dan amalan. Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ.

“Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan harta kalian, akan tetapi Allah melihat hati dan amalan kalian.” [HR. Muslim].

Allah melihat hati kita dan apa yang kita lakukan. Kemudian Dia membalasnya sesuai dengan apa yang kita lakukan.

Ibadallah,

Bersihnya hati para sahabat merupakan alasan Allah memilih mereka untuk menemani Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menyebarkan dakwah. Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata,

إِنَّ اللهَ نَظَرَ فِي قُلُوْبِ الْعِبَادِ فَوَجَدَ قَلْبَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْرَ قُلُوْبِ الْعِبَادِ، فَاصْطَفَاهُ لِنَفْسِهِ فَابْتَعَثَهُ بِرِسَالَتِهِ، ثُمَّ نَظَرَ فِي قُلُوْبِ الْعِبَادِ بَعْدَ قَلْبِ مُحَمَّدٍ، فَوَجَدَ قُلُوْبَ أَصْحَابِهِ خَيْرَ قُلُوْبِ الْعِبَادِ فَجَعَلَهُمْ وُزَرَاءَ نَبِيِّهِ يُقَاتِلُوْنَ عَلَى دِيْنِهِ، فَمَا رَأَى الْمُسْلِمُوْنَ حَسَنًا فَهُوَ عِنْدَ اللهِ حَسَنٌ، وَمَا رَأَوْا سَيِّئًا فَهُوَ عِنْدَ اللهِ سَيِّئٌ

“Sesungguhnya Allah memperhatikan hati para hamba-Nya. Allah mendapati hati Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah hati yang paling baik, sehingga Allah memilihnya untuk diri-Nya dan mengutusnya sebagai pembawa risalah-Nya. Kemudian Allah melihat hati para hamba-Nya setelah hati Muhammad. Allah mendapati hati para sahabat beliau adalah hati yang paling baik. Oleh karena itu, Allah menjadikan mereka sebagai para pendukung Nabi-Nya yang berperang demi membela agama-Nya. Apa yang dipandang baik oleh kaum muslimin (para sahabat), pasti baik di sisi Allah. Apa yang dipandang buruk oleh mereka, pasti buruk di sisi Allah.” [HR. Ahmad].

Yang pertama Allah nilai adalah hati seseorang. Karena bersihnya hati menunjukkan baiknya apa yang dilakukan amalan zahir. Allah Ta’ala berfirman,

يَوْمَ لا يَنفَعُ مَالٌ وَلا بَنُونَ إِلا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

“(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” [Quran Asy-Syu’ara: 88-89].

Ibadallah,

Hati yang bersih adalah hati yang bersih dan selamat dari kesyirikan. Baik syirik kecil ataupun syirik besar. Bersih dan selamat dari bid’ah dan syubhat. Yang memunculkan keraguan terhadap agama. Dalam hal keyakinan yang berkaitan dengan Rabbnya. Sehingga mengantarkan seseorang kepada kekufuran, wal ‘iyadzubillah. Hati yang bersih dan selamat adalah hati yang selamat dari syahwat yang haram yang dapat menghantarkan seseorang kepada perbuatan keji dan mungkar.

Hati yang bersih adalah hati yang tawadhu’. Hati yang selamat dari riya’, sombong, dan hasad. Ia adalah hati yang ikhlas, memperuntukkan ibadah hanya kepada Allah semata tidak ada sekutu bagi-Nya. Orang yang demikian adalah orang yang paling berbahagia. Dadanya paling lapang. Sangat dekat kepada Allah dan jauh dari maksiat kepada Allah.

Ibadallah,

Selain memandang hati seorang hamba, Allah juga memandang amal perbuatan mereka. Allah melihat amal ibadah yang mendekatkan seorang hamba kepada-Nya. Dan bagaimana interaksinya kepada sesama makhluk.

Allah melihat bagaimana ibadah seorang hamba. Apakah ibadah tersebut ibadah yang ikhlas karena Allah? Apakah ibadah itu sesuai dengan tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam tata cara penunaiannya? Jika tidak sesuai dengan petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam penunaiannya, maka amalan tersebut tertolak. Tidak pandang betapa banyak amalannya. Berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak.” [HR. Muslim].

Penting juga untuk kita perhatikan bahwasanya Allah itu memperhatikan bagaimana interaksi seorang hamba kepada sesamanya. Apakah ia memenuhi hak-hak yang diperintahkan kepadanya? Apakah ia menunaikan hak kedua orang tuanya? Hak istri dan anak-anaknya? Apakah ia bergaul dengan pergaulan yang benar dengan kerabat dan tetangga? Bagaimana muamalahnya dengan ulil amri? Apakah ia saling tolong-menolong dalam kebaikan dan takwa ataukah tidak? Apakah ia disifati dengan jujur, memenuhi janji, baik dalam jual beli? Apakah lisannya terjaga dari ghibah, adu domba, fitnah, dan permusuhan?

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَالْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ النَّاسُ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ

“Dan muslim, adalah orang yang orang lain merasa selamat dari gangguan lisan dan tangannya.” [HR. Ibnu Hibban].

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang hal yang banyak menyebabkan manusia masuk neraka. Beliau menjawab mulut dan kemaluan

فاتقوا الله عباد الله: وراقبوا أنفسكم وابذلوا أسباب صلاحها تفحلوا وراقبوا لله في القول والعمل تفلحوا

Khutbah Kedua:

الحمد لله على إحسانه؛ والشكر له على توفيقه وامتنانه ؛ وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ؛ وأشهد أن محمداً عبده ورسوله ؛ صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه وسلم تسليما. أما بعد:-

Ibadallah,

Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ.

“Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan harta kalian, akan tetapi Allah melihat hati dan amalan kalian.” [HR. Muslim].

Hadits ini memberikan pengajaran bahwa yang zahir dan batin itu senantiasa serasi dan sejalan. Tidak mungkin hatinya baik, tapi praktiknya bermaksiat. Mengaku yang penting hati baik, tapi lisannya kotor, perbuatannya jauh dari nilai-nilai Islam. Tentu ini adalah dusta.

Kemudian, inilah akidah Ahlussunnah wal Jamaah. Berbeda dengan orang-orang Khawarij dan Murjiah. Menurut Ahlussunnah baiknya amal itu tergantung dengan baiknya hati. Baiknya hati juga terkait dengan amal. Dijelaskan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabda beliau:

أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً، إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ

“Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh terdapat segumpal daging. Apabila segumpal daging tersebut baik, (maka) baiklah seluruh tubuhnya. Dan apabila segumpal daging tersebut buruk, (maka) buruklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati.” [HR. al-Bukhari dan Muslim].

Apabila hati baik, hal ini mendorong seorang hamba melakukan shalat, puasa, dan amal-amal kebajikan lainnya. Kemudian menjauhi perbuatan buruk. Apabila hati seseorang rusak, lemah dan sedikitlah amal ketaatannya. Dan ia akan banyak mengerjakan dosa dan maksiat.

Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu mengatakan, “Hati itu rajanya anggota badan. Kalau dia baik, baik pula anggota badan yang lain. Kalau dia buruk, maka buruk pula amalan anggota badan yang lain.”

Sebagian orang, karena ketidak-tahuan mereka, mereka tidak memperhatikan dengan sungguh-sungguh prinsip yang dikatakan Abu Hurairah ini. Sehingga kita dapati orang-orang yang melihat orang lain sedang minum khamr, berzina, atau berbuat zalim, mereka mengatakan, “Benar, memang mereka melakukan perbuatan buruk, tapi hati mereka bersih”

Di sisi lain, mereka melihat orang-orang yang shalat, membaca Alquran, memelihara jenggot, dan mengikuti ajaran Islam, mereka sebut munafik. Atau mereka sebut itu cuma tampilan saja. Mereka berkata sambil menunjuk dada, “Takwa itu di sini”. Jika demikian keadaannya, maka mereka telah jatuh dalam kesesatan orang-orang Murjiah tanpa mereka sadari.

Ibadallah,

Bertakwalah kepada Allah. Pelajarilah agama Anda. Agar Anda berjumpa dengan Rabb Anda dalam keadaan hati yang bersih. Dan melakukan amal shaleh yang bermanfaat.

Mudah-mudahan Allah Ta’ala menjadikan apa yang kita bicarakan dan apa yang kita dengar dalam khotbah ini menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat kita.

واعلموا -رحمكم الله- أن الله تعالى أمركم بأمر عظيم؛ أمركم بالصلاة والتسليم على نبي المرسلين، فقال تعالى: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا وقال النبي -صلى الله عليه وسلم- إن من خير أيامكم يوم الجمعة؛ فأكثروا من الصلاة علي فيه فإن صلاتكم معروضة علي).

اللهم صل وسلم عليه وعلى اله وصحبه وسلم اللهم آت نفوسنا تقواها وزكها أنت خير من زكاها، اللهم أصلح قلوبنا وأعمالنا وأحوالنا يا رب العالمين اللهم توفنا وأنت راض عنا برحمتك ياأرحم اللهم أحينا على التوحيد والسنة وأمتنا عليها يارحمن يارحيم

عباد الله، إن الله يأمر بالعدل والإحسان، وإيتاء ذي القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلكم تذكرون؛ فاذكروا الله العظيم الذي يذكركم، واشكروه على نعمه يزدكم واسألوه من فضله يعطكم، واتلوا ما أوحي إليكم من كتاب ربكم، وأقيموا الصلاة إن الصلاة تنهى عن الفحشاء والمنكر ولذكر الله أكبر والله يعلم ما تصنعون.

Oleh tim KhotbahJumat.com
Artikel www.KhotbahJumat.com

Print Friendly, PDF & Email

Artikel asli: https://khotbahjumat.com/5025-ciri-ciri-hati-yang-bersih.html